Gagal Konsensus Terkait Konflik Hamas-Israel dalam KTT di Kairo – Okezone News

by -78 Views

Pertemuan puncak di Kairo yang diselenggarakan oleh Mesir, Sabtu (21/10/2023), tidak berhasil mencapai kesepakatan tentang bagaimana menghentikan kekerasan antara Israel dan Hamas.

Para pemimpin negara-negara Arab mengutuk serangan Israel terhadap Gaza sementara sebagian besar negara Barat berpendapat bahwa perlindungan terhadap warga sipil harus diutamakan. Namun, pertemuan tersebut tidak mencapai konsensus mengenai cara mengakhiri konflik karena pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS) absen dari acara tersebut.

Di tengah kekhawatiran internasional terkait eskalasi perang, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dalam percakapan telepon pada Sabtu bahwa rakyat Lebanon akan terdampak jika negara tersebut terlibat dalam perang.

Kondisi pertempuran antara kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran dan militer Israel terus berlanjut di garis depan. Hizbullah melaporkan pada Sabtu bahwa salah satu anggotanya tewas di perbatasan.

Di Irak, sumber keamanan melaporkan bahwa dua pesawat tak berawak atau drone ditembak jatuh di dekat pangkalan udara Ain al-Asad tempat pasukan AS ditempatkan. Dalam beberapa hari terakhir, pasukan AS di Suriah dan Irak sering kali menjadi target serangan.

Raja Yordania Abdullah II menyayangkan sikap global yang dinilainya acuh tak acuh terhadap serangan Israel yang telah menewaskan ribuan orang di Gaza yang dikuasai oleh Hamas. Lebih dari satu juta orang juga kehilangan tempat tinggal. Abdullah mendesak pendekatan yang tidak memihak dalam konflik Israel dan Palestina.

Di sisi lain, Prancis meminta pembukaan koridor kemanusiaan ke Gaza yang diharapkan dapat membantu mencapai gencatan senjata. Sementara Inggris dan Jerman mendesak Israel untuk menahan diri. Italia menekankan pentingnya menghindari eskalasi konflik.

AS, sebagai sekutu dekat Israel dan pemain penting dalam upaya perdamaian sebelumnya, hanya mengirimkan perwakilan diplomatik di Kairo yang tidak memberikan pernyataan di depan publik.

Di seluruh dunia, puluhan ribu pendukung Palestina turun ke jalan di London pada Sabtu untuk menuntut Israel menghentikan serangan terhadap Gaza. Demonstrasi serupa juga digelar di berbagai kota lainnya.

Di kota Tel Aviv, demonstran memprotes di luar kantor Kementerian Pertahanan Israel pada Sabtu. Mereka menuntut pembebasan sandera.

Di sisi bantuan, perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir dibuka pada Sabtu untuk pertama kalinya sejak serangan yang mematikan oleh Hamas pada 7 Oktober. Pembukaan perbatasan memungkinkan pengiriman 20 truk berisi makanan, air, obat-obatan, dan barang kebutuhan penting lainnya ke Gaza. Namun, pejabat Palestina mengekspresikan kekecewaan karena Gaza tidak menerima bantuan bahan bakar minyak.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta Israel dan Mesir untuk mengizinkan aliran bantuan yang tidak terhalang ke Gaza, di mana ratusan ribu orang membutuhkan bantuan setelah serangan Israel selama dua minggu. Selain itu, Israel juga memblokir pengiriman makanan dan minuman.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk masalah kemanusiaan, Martin Griffiths, mengatakan pada Sabtu bahwa ia yakin pengiriman bantuan tersebut akan menjadi awal dari upaya berkelanjutan untuk menyediakan barang kebutuhan dasar seperti makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar minyak secara aman, andal, dan tanpa syarat untuk warga Gaza.

Israel telah mengeluarkan peringatan kepada warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Mesir, Yordania, dan Maroko. Warga negara Israel yang berada di negara-negara tersebut diminta untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Peringatan tersebut juga menyarankan agar warga Israel menghindari perjalanan ke negara-negara di Timur Tengah dengan populasi muslim yang besar seperti Malaysia, Bangladesh, Indonesia, dan Maladewa. Israel tidak ingin warganya menjadi target serangan di negara-negara tersebut yang mungkin menjadi marah akibat tindakan Israel sebagai respons terhadap serangan Hamas.