Capaian Infrastruktur Transportasi Darat Selama 10 Tahun: Okezone Economy Study

by -35 Views

JAKARTA – Capaian infrastruktur transportasi darat selama 10 tahun terakhir. Pemerintah telah mengembangkan berbagai infrastruktur baik fisik maupun non fisik guna menciptakan ekosistem transportasi darat yang selamat dan terintegrasi.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Risyapudin Nursin memaparkan selama 10 tahun ini Ditjen Perhubungan Darat telah membangun 6 Terminal Tipe A baru dan juga merehabilitasi/merevitalisasi 53 Terminal Tipe A eksisting di berbagai daerah di Indonesia.
“Selain untuk naik dan turun penumpang, diharapkan terminal memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada masyarakat, menjamin kelaikan kendaraan bus, juga kesiapan para pengemudi angkutan bus dengan cara melakukan kegiatan rampcheck pada setiap bus dan pemeriksaan kesehatan bagi para pengemudi,” ujar Risyapudin dalam keterangannya, Jakarta, Jumat (11/10/2024).
Selain Angkutan Orang, Ditjen Perhubungan Darat juga mengembangkan 7 terminal barang internasional di beberapa perbatasan Indonesia. Hal ini merupakan wujud hadirnya pemerintah dalam memudahkan arus ekspor impor dan meningkatkan perkonomian masyarakat di daerah Terpencil, Terluar, Terdepan dan Perbatasan (3TP) dengan kemudahan logistik.
Lebih lanjut, dia menerangkan untuk mendukung integrasi antar moda, telah dibangun fasilitas pendukung dan integrasi antar moda (Faspim) berupa 3 trotoar, 30 lajur sepeda dan 95 halte di beberapa Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) juga digunakan untuk mendukung pelayananan KTT G-20 di Bali.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mengembangkan simpul transportasi sungai, danau, dan penyeberangan, dengan membangun 44 pelabuhan penyeberangan baru, 31 halte sungai, dan 16 pelabuhan danau.
“Pembangunan ini menimbulkan dampak baik yang signifikan bagi peningkatan perekonomian, pariwisata juga aksesibilitas bagi masyarakat pada daerah kepulauan maupun 3TP, juga berkat sinergitas antara Ditjen Perhubungan Darat dengan operator maupun BUMN (ASDP) dalam memberikan pelayanan penyeberangan yang optimal, khususnya pada masa mudik Lebaran dan Natal-Tahun Baru,” sambungnya.
Dalam meningkatkan mobilitas di wilayah 3TP, pihaknya juga menyelenggarakan program subsidi angkutan perintis yang dialokasikan pada subsidi angkutan jalan perintis, subsidi angkutan penyeberangan perintis, juga subsidi angkutan barang perintis di berbagai pelosok Indonesia.
“Program keperintisan menjangkau wilayah 3TP sehingga meningkatkan aksesibilitas distribusi orang maupun barang, menstimulasi pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas harga bahan pokok juga sebagai penghubung Tol laut dan jembatan udara,” jelasnya.
Untuk konektivitas antar negara telah hadir program Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) dalam memberikan pelayanan bus yang melewati perbatasan antar dua negara. Terdapat dua trayek bus ALBN di Indonesia yaitu Pontianak-Kuching (Malaysia)-Brunei Darussalam dan Kupang-Dili (Timor Leste).