Pelaksanaan Sholat Idul Adha dengan imam dan khotib perempuan di UIN Maliki Malang batal digelar. Hal tersebut setelah pihak panitia melihat perkembangan terakhir jamaah dan mahasiswa UIN Malang yang banyak pulang kampung merayakan Hari Raya Idul Adha dengan keluarga masing-masing.
Ketua Pusat Ma’had Al Jam’iyah Ahmad Izzuddin mengungkapkan, pamflet Salat Idul Adha yang beredar itu merupakan draf rencana. Pasalnya mengantisipasi over loadnya jamaah Salat Idul Adha di masjid mahasantri putra yang berjumlah 1.932, dan apabila ditambah dengan mahasantri putri yang berjumlah 2.559, dan masyarakat sekitar, sangat tidak memungkinkan dan menyulitkan pengaturannya.
“Berdasarkan analisis situasi terakhir, kebutuhan untuk mengadakan Salat Idul Adha secara terpisah tidak diperlukan, karena mahasantri putra dan putri banyak kembali ke daerah asal, untuk merayakan idul adha bersama keluarga sehingga mahasantri yang ada dapat ditampung dalam satu masjid saja,” ucap Ahmad Izzuddin, melalui keterangan tertulisnya, pada Minggu (16/6/2024), malam.
Pihaknya menegaskan, tak ada niatan untuk mencari sensasi dari rencana kegiatan ibadah tersebut. Sebab pelaksanaan Salat Idul Adha khusus perempuan pada prakteknya sudah banyak dilaksanakan di beberapa pesantren putri.
“Pelaksanaan kegiatan Salat Idul Adha telah dikomunikasikan dengan pimpinan, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, hingga pengurus MUI Jawa Timur, untuk meminta arahan dan petunjuk apabila kegiatan tersebut jadi dilaksanakan,” ujar Izzuddin.
“Pernyataan ini kami sampaikan semoga dapat dimaklumi sebagai bagian ikhtiar kami, untuk memberikan pelayanan ubudiyah bagi internal mahasantri kami di Mahad Sunan Ampel al-Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,” tambahnya.