Pedagang Mengeluh karena Harga Tomat Melonjak Tinggi Sejak Lebaran: Okezone Economy

by -147 Views

Pedagang Mengeluhkan Harga Tomat yang Tinggi pada Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

JAKARTA – Pedagang mengeluhkan harga tomat yang mahal semenjak bulan Ramadhan dan Idul Fitri kemarin. Dari sejumlah sayur mayur, harga tomat masih konsisten tinggi hingga dikeluhkan masyarakat.

Kondisi kenaikan harga tomat ini terjadi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang pedagang sayur mayur Pasar Kramat Jati, Adah (45) perihal tingginya harga tomat.

“Saat ini harga tomat itu berada di Rp25 ribu per kilogramnya. Sebelum lebaran malah lebih mahal, dulu bahkan Rp40 ribu per kilogramnya,” ujar Adah kepada MPI di lokasi, Sabtu (18/5/2024).

Adah mengatakan harga tomat normalnya berada di kisaran Rp8.000 per kilogramnya. Dia mengatakan kondisi kenaikan menjadi Rp25 ribu per kilogramnya terjadi bahkan sejak awal bulan puasa.

“Penjualan tomat sih tidak terlalu berubah banget. Mungkin masyarakat masih pada butuh ya. Tetapi ibu-ibu sembari mengeluh saat tahu harganya,” jelas Adah.

Lebih lanjut, Reza (36) mengatakan harga tomat memang melambung tinggi dari harga normalnya. Reza mengaku lantaran kenaikan harga tomat tersebut justru berpengaruh pada tingkat pembeliannya.

“Bagi saya harga tomat ini melambung tinggi, biasanya harga standarnya itu Rp8.000 tetapi sekarang naiknya jauh sekali sampai Rp25 ribu,” jelas Reza.

Reza mengatakan kenaikan harga sayur mayur, termasuk tomat, baru kali ini terjadi lebih dari dua bulan. Ia mengaku kenaikan harga tomat ini terlampau lama.

“Ini harga tomat naiknya terlalu lama. Biasanya paling lama itu sebulan atau sebulan setengah, ini harganya naik dari sebelum lebaran Idul Fitri sampai lebaran Haji bahkan” jelas Reza.

Diketahui, kenaikan harga kebutuhan barang pokok menjadi penyumbang inflasi Maret 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan.

“Komoditas penyebab inflasi pada Maret 2024 didominasi oleh komoditas pangan bergejolak, antara lain telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Menurut data BPS, komponen harga bergejolak ini mencatatkan inflasi 2,16%. Komponen ini memberikan andil terbesar yaitu 0,36%. Adapun, beberapa komoditas yang alami deflasi pada Maret 2024 yaitu cabe merah, tomat, dan tarif angkutan udara.

Pada momen Ramadan-Lebaran 2022 dan 2023, dia mengatakan kelompok yang biasanya paling dominan memberikan sumbangan inflasi pada momen Ramadan dan Lebaran adalah biasanya adalah makanan, minuman, tembakau, dan transportasi.