Prabowo Subianto : Demokrasi akan Lebih Kuat Sekarang dengan Sosial Media

by -2997 Views

Jakarta – Presiden terpilih untuk periode 2024-2029, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa demokrasi akan menjadi lebih kuat di Indonesia sekarang ini karena perkembangan internet dan media sosial.

Ia menyatakan bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana kedaulatan berada di tangan rakyat, di mana rakyat memiliki kekuasaan untuk memilih para pemimpin mereka.

“Karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak, maka diterapkanlah sistem perwakilan. Rakyat memiliki kedaulatan untuk memilih wakil-wakil mereka di parlemen. Rakyat dalam sistem presidensial memiliki hak untuk memilih presidennya, memilih bupatinya, memilih gubernurnya, dan itu adalah kehendak rakyat kita,” jelas Prabowo dalam wawancara eksklusif dengan tvOne pada Rabu (22/5) malam.

Lebih lanjut, ketika ditanya apakah pemerintahannya nanti akan anti kritik atau tidak, Prabowo menegaskan bahwa kritik sangat diperlukan asalkan bersifat objektif.

“Kritik haruslah ada, itulah yang dinamakan kritik. Kritik yang bersifat check and balances justru memperkuat, namun kritik haruslah membangun dan objektif,” jawab Prabowo.

Terkait kebebasan pers, Prabowo menyatakan bahwa hal tersebut sangat penting meskipun beberapa media di Indonesia telah dimiliki oleh segelintir orang sebagai konglomerasi bisnis.

“Media mainstream adalah bisnis dan memiliki pemilik. Jadi, pertanyaannya apakah media mainstream yang dimiliki oleh segelintir orang tersebut benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat atau kepentingan pribadi mereka?” ujar Prabowo.

Namun, Prabowo berharap dengan pesatnya perkembangan media sosial, masyarakat bisa mendapatkan informasi dari sumber yang lebih beragam dan tidak hanya dikuasai oleh segelintir pemilik media.

“Sekarang, ada fenomena baru yaitu revolusi informasi, yang dikenal dengan media-media baru seperti internet, media sosial, dan TikTok. Informasi dapat sampai kepada masyarakat dengan cepat,” tambah Prabowo.

“Menurut saya, demokrasi akan menjadi lebih kuat. Sekarang, tidaklah mungkin bagi 5-6 orang untuk menguasai opini suatu bangsa,” tutupnya.

Source link