Pujian untuk MBG: Anak Sekolah Malaysia Berangkat Tanpa Makan

by -15 Views

Suasana lobi Hotel Grand Hyatt Kuala Lumpur dipenuhi dengan kehangatan dan keharuan pada kedatangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-49 ASEAN pada malam Minggu. Kedatangan Presiden disambut antusias oleh sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia. Salah satunya adalah Kamaludin, seorang perantau asal Gayo Lues, Aceh, yang merasa terharu bisa bertemu dengan langsung dengan Presiden setelah selama ini hanya mengamati dari kejauhan.

Kamaludin dengan mata berbinar mengungkapkan kebahagiannya, “Saya datang khusus untuk bertemu dengan Pak Presiden. Ini momen yang sangat luar biasa bagi saya. Selama ini saya hanya melihat beliau lewat media. Tetapi hari ini, saya bisa berjabat tangan langsung. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.” Dia juga memuji sikap ramah dan keterbukaan Presiden terhadap diaspora Indonesia, “Pak Prabowo sangat ramah. Beliau menerima kami sebagai diaspora dengan hangat, dan itu membuat saya merasa dihargai. Momen ini sungguh berkesan dan susah dilupakan.”

Sebagai warga dari kampung, Kamaludin juga mengapresiasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden. Baginya, program tersebut bukan sekadar inisiatif, tapi juga tindakan nyata negara hadir untuk rakyat kecil. Dia berbagi pengalamannya, “Karena saya dari kampung, saya tahu bagaimana perasaannya berangkat sekolah tanpa makan. Banyak anak yang mengalami hal yang sama. Tetapi Pak Prabowo bisa melihat dan merasakan penderitaan mereka. Itu sungguh menyentuh hati saya.” Kamaludin juga menyarankan agar pemerintah membentuk pusat pengaduan atau call center di setiap provinsi untuk mengakomodir suara rakyat terkait pelaksanaan program-program nasional.

Menariknya, Kamaludin dalam wawancara terakhirnya secara spontan menyamakan Prabowo dengan sosok Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Dengan keyakinan baru, Kamaludin mengatakan, “Jujur saja, dulu saya ragu dengan Pak Prabowo. Namun, setelah melihat kepemimpinannya dan program-programnya secara langsung, pendapat saya berubah. Orang-orang korup bisa ditindak hanya dalam hitungan bulan. Mungkin, bisa dikatakan bahwa Pak Prabowo adalah Soekarno kedua.”

Sumber: (hilangkan link sumber)

Source link