Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami penurunan signifikan, mencapai 46,7 pada April 2025, merupakan penurunan terdalam di antara negara ASEAN lainnya. PMI Filipina masih ekspansif, karena kebijakan tarif Presiden AS tidak terlalu berdampak bagi mereka. Sementara PMI negara lain, seperti Thailand, Malaysia, Jepang, Jerman, Taiwan, Korea Selatan, Myanmar, dan Inggris, juga mengalami kontraksi. China, meskipun masih ekspansi, mengalami perlambatan. Menurut Ekonom S&P Global Market Intelligence Usamah Bhatti, sektor manufaktur Indonesia memasuki kondisi kesehatan yang kurang baik di triwulan II-2025.
Perusahaan di Indonesia mengalami penurunan tajam pada penjualan dan output. Sejumlah perusahaan mengurangi pembelian, tenaga kerja, serta jumlah stok input dan barang jadi. Kementerian Perindustrian menyatakan penurunan yang signifikan dari PMI bulan lalu, menunjukkan kepercayaan diri pelaku industri manufaktur semakin menurun. Survei PMI manufaktur mencerminkan tekanan psikologis pada persepsi pelaku usaha dalam menghadapi perang tarif global dan banjir produk impor. Situasi uncertain saat ini turut mempengaruhi kondisi industri manufaktur Indonesia.