Mengapa Udara Kotor di F1 2025 Menjadi Masalah?

by -18 Views

Grand Prix Jepang tidak akan diingat sebagai balapan klasik Formula 1 karena masalah degradasi ban yang menyebabkan banyak pembalap keluar dari lintasan sejak bendera start dikibarkan. Kesulitan menyalip selama balapan juga menjadi sorotan. Suzuka memang bukan lintasan yang mudah untuk menyalip. Tikungan 1 di sana membuat DRS kurang efektif, dan bagian lintasan lurus yang beralih menjadi tikungan curam menyulitkan untuk menyalip. Penyebab lainnya adalah adanya masalah udara kotor. Mobil F1 saat ini dirancang untuk memudahkan proses menyalip dengan pengurangan downforce saat mengalami turbulensi, namun desain aerodinamika tidak selalu sesuai dengan harapan.

Peraturan baru dalam F1 sebelumnya diperkirakan dapat mengurangi downforce ketika mobil berjarak 10 meter hingga 47 persen, dan 35 persen pada jarak 20 meter. Namun, implementasi peraturan baru sekarang mengurangi downforce hanya sekitar 18 persen pada jarak 10 meter dan 4 persen pada jarak 20 meter. Reduksi downforce tersebut dapat meningkatkan degradasi ban dan sulit bagi mobil yang mengejar untuk menyalip. Suzuka juga menunjukkan kesulitan menyalip karena pembalap kesulitan mendekati mobil di depan lebih dekat dari satu detik.

Tim-tim F1 menemukan cara untuk meningkatkan performa mobil mereka dengan mengikuti aturan yang berlaku. Pengaturan aerodinamika yang rumit telah ditemukan untuk meningkatkan kinerja mobil. Meskipun demikian, turbulensi yang disebabkan oleh inovasi ini membuat mobil sulit diikuti oleh yang lain. Perubahan aturan pada tahun 2026 dan peningkatan aerodinamika aktif di masa depan diharapkan dapat meningkatkan situasi ini. Meskipun demikian, tantangan menyalip di lintasan tertentu tetap sulit. Kontribusi udara kotor menjadi faktor yang memengaruhi kelancaran balapan.

Source link