F1 Dilarang di Rwanda: Konflik Berdarah sebagai Hambatan

by -11 Views

Perwakilan dari Republik Demokratik Kongo meminta Formula 1 untuk tidak memberikan sanksi kepada Grand Prix Rwanda setelah konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Konflik ini melibatkan Republik Demokratik Kongo dan gerakan M23 yang didukung oleh tentara Rwanda, dengan akibat 2.900 orang tewas di sekitar kota utama Goma. Menteri Luar Negeri Republik Demokratik Kongo, Therese Kayikwamba Wagner, menyampaikan keprihatinannya kepada pimpinan F1 Stefano Domenicali terkait pembicaraan dengan Rwanda terkait penyelenggaraan balapan di negara tersebut. Rwanda, yang membantah mendukung M23, berusaha menjadi negara Afrika pertama sejak 1993 yang menjadi tuan rumah grand prix. Meskipun Rwanda berusaha menghadirkan diri di panggung internasional, kritik dari Kongo terus mengalir, dengan Wagner menyerukan F1 untuk mengakhiri negosiasi dengan Rwanda. Di sisi lain, Rwanda dalam upaya untuk menjadi tuan rumah grand prix Formula 1 terus memperlihatkan komitmen dan tekad mereka. Selain itu, Afrika Selatan juga menjadi pesaing potensial untuk menjadi tuan rumah grand prix, dengan drama dan persaingan di Dunia Motorsport semakin memanas. Selama proses proses tersebut, penilaian matang dan pertimbangan yang cermat menjadi kunci utama dalam menentukan tuan rumah selanjutnya.