TENAGA KESEHATAN mulai dari bidan, dokter, maupun perawat adalah pekerjaan yang sangat mulia. Tak salah jika profesi tenaga kesehatan disebut sebagai salah satu pahlawan tanpa tanda jasa.
Ya, terbukti dengan beberapa tenaga kesehatan Indonesia yang rela berjuang hanya untuk kesembuhan pasiennya. Lantas siapa sajakah mereka? Berikut ulasan lengkapnya!
1. dr. Helmiyadi Kuswardhana (Mamuju, Sulawesi Barat)
Belum lama ini Konten Kreator sekaligus Dokter Spesialis Tulang RSUD Sulawesi Barat (Sulbar) dr Helmiyadi Kuswardhana meninggal pada Rabu 10 Juli 2024. Dokter Helmiyadi dikabarkan meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung.
Meninggalnya dr. Helmiyadi tentu menyisakan duka mendalam, sebab dokter satu ini dikenal kerap membagikan konten mengenai dunia kesehatan. Diketahui, dr Helmiyadi merupakan dokter spesialis tulang di Sulbar.
Sebelum meninggal dunia, almarhum sempat melakukan operasi kepada 10 pasien dan melayani 40 pasien di poli RSUD Sulbar dan RS Mitra Mamuju sebelum mengeluh sesak napas.
Almarhum merupakan anggota dari IDI Cabang Mamuju dan sekaligus Pengurus dari IDI Wilayah Sulawesi Barat. Dokter Helmiyadi juga merupakan bagian dari Medical Influencer PB IDI dan Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) yang rajin memberikan edukasi kesehatan pada masyarakat melalui media sosialnya, seperti TikTok dan Instagram.
“PB IDI memberikan penghargaan Lencana Karya Bakti dan sekaligus mengusulkan kepada pemerintah untuk juga bisa memberikan penghargaan kepada Dr Helmi,” tulis keterangan resmi PB IDI beberapa waktu lalu.
2. dr. Lo Siauw Ging (Solo, Jawa Tengah)
Dokter dermawan asal Solo, dr. Lo Siauw Ging M.A.R.S meninggal dunia di rumah Kasih Ibu pada Selasa 9 Januari 2024 dan disemayamkan di Rumah Duka Thiong Ting. Sebelum meninggal dunia, dokter Lo menjalani perawatan di RS Kasih Ibu, pada 21 Desember 2023. Kesehatannya mendadak menurun sehingga dia dilarikan ke rumah sakit.
Dokter Lo meninggal dunia pada usia 89 tahun. Semasa hidupnya dia terkenal sebagai dokter yang tidak mengenakan tarif kepada pasiennya. Meski tidak memberikan tarif untuk berobat, namun kinerja dr. Lo tidaklah main-main. Dokter lulusan Universitas Airlangga ini selalu mendiagnosa setiap penyakit dengan tepat.
Dokter Lo Siauw Ging lahir pada 16 Agustus 1934 di Kota Magelang, Jawa Tengah, dari pasangan Lo Bian Tjiang dan Liem Hwat Nio. Dokter Lo memulai kariernya di Rumah Sakit Panti Kosala, Solo, yang kini menjadi Rumah Sakit Dokter Oen.
Berkat sikapnya yang dermawan dalam mengobati pasien, dr. Lo mendapatkan penghargaan Mahakarya Kebudayaan untuk Lo Siauw Ging dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Penghargaan tersebut diberikan atas tindakan dr. Lo yang selalu membantu pasien kurang mampu untuk sembuh dari penyakitnya. Dia menjadi salah satu Dokter yang Mengutamakan Kemanusiaan dengan Tidak Memungut Biaya Pelayanan Kesehatan dari Kaum Miskin. Penghargaan tersebut diberikan pada saat pandemi Covid-19 melalui zoom pada 10 September 2020.
Follow Berita Okezone di Google News
Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya
3. Bidan Eri Marjoko (Depok, Jawa Barat)
Saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia, sektor kesehatan menjadi yang paling terdampak. Banyak masyarakat ogah untuk mengunjungi rumah sakit karena takut tertular Covid-19. Beberapa diantaranya ibu hamil yang hendak melahirkan. Salah satu bidan yang tetap berjuang di tengah pandemi Covid-19 adalah Erie Marjoko.
Meskipun kala itu tenaga medis rentan terinfeksi Covid-19, namun dia masih tetap bertugas melayani setiap ibu yang hendak bersalin. Kala itu Erie menceritakan kisahnya di akun Instagram pribadinya @eriemarjoko. Di tengah gencarnya Covid-19, justru permintaan untuk proses melahirkan datang bertubi-tubi kepada Bidan Erie.
“Hari ini saya sampai tiga kali mandi. Ini adalah prestasi banget untuk saya. Malam ini, saya sudah mandi sampai empat kali total. Dua persalinan sangat mudah hari ini. Alhamdulillah selesai persalinan, pulang, mandi, ganti baju begitu seterusnya,” ujar Bidan Erie.
Bidan Erie mengatakan, jika masyarakat mengupayakan semua persiapan dengan semaksimal mungkin, maka proses persalinan tidak akan meleset. Bahkan bisa berjalan dengan semua latihan yang telah dilakukan otomatis akan membuat kepercayaan diri meningkat dengan tajam.