Kementerian Agama (Kemenag) melakukan terobosan yang berani pada pelaksanaan ibadah haji 1445 H/2024 M. Pada tahun ini, jamaah mendapat layanan konsumsi penuh selama di Makkah. Ini merupakan inovasi perdana dalam konteks penyelenggaraan ibadah haji dengan kuota normal, bahkan ada tambahan. Praktik yang sama pernah dilakukan pada 2022, namun saat itu haji berlangsung masih dalam suasana pandemi dan kuota tidak mencapai 50% dari jumlah normal.
“Jadi selama di Makkah, jamaah mendapat 82 kali makan, berupa sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari. Jamaah juga akan mendapat tambahan snack (makanan ringan) serta konsumsi pelengkap lainnya. Seluruh menunya disiapkan oleh penyedia yang telah ditunjuk,” ujar Kasi Konsumsi PPIH Arab Saudi di Makkah, Beny Darmawan, di Makkah dikutip dari laman resmi Kemenag, Selasa (11/6/2024).
“Selain itu, jamaah juga akan mendapat satu kali makan dengan makanan siap saji pada 8 Zulhijjah 1445 H dan 1 kali makan makanan siap saji pada 13 Zulhijjah 1445 H,” sambungnya.
Sementara saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), jamaah akan mendapat 15 kali makan. “Total, seluruh jamaah mendapatkan 15 kali jatah konsumsi, meliputi enam kali makanan siap saji serta sembilan kali makanan fresh,” ujar Beny.
“Penyediaan konsumsi bagi jamaah selama ibadah Armina sudah disiapkan sedemikian rupa, dengan menyesuaikan kondisi sulitnya pendistribusi makanan kepada jamaah akibat padatnya lalu lintas orang maupun kendaraan di Arafah, Mina, maupun Muzdalifah,” sambungnya.
Beny mengatakan paket konsumsi itu sudah terkirim bersamaan dengan masuknya jamaah di Armina. Untuk enam kali makan, jemaah mendapat jatah makanan siap saji.
“Jamaah hanya mendapatkan lauknya saja. Nanti ada petugas yang menyiapkan nasi dibuat secara fresh di dapur, baik di Arafah maupun Mina,” katanya.
Lebih lanjut Beny menerangkan setiap maktab telah disediakan dapur untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dulu. “Sehingga cukup praktis,” ujarnya.
Di luar itu, PPIH melalui pihak Masyariq (penyedia paket haji yang ditetapkan otoritas Arab Saudi) juga menyediakan snack tambahan. Seperti saat jamaah hendak bergerak dari Arafah ke Mina pada 9 Zulhijjah, semua mendapat paket snack.
Di luar itu, jamaah juga masih mendapat paket konsumsi pelengkap berupa bahan minuman. “Seperti kopi, kremer, gelas-sendok, dan lainnya yang ditempatkan dalam paket,” katanya.
Tak hanya jatah konsumsi, PPIH juga sudah menyiapkan jatah batu kerikil untuk lempar jumrah bagi seluruh jamaah.
Sedangkan, terkait kualitas makanan, Beny memastikan seluruhnya sangat layak untuk para jamaah, termasuk para lansia. “Semua bahannya ramah lansia. Seperti nasinya yang lunak sehingga mudah dicerna. Juga bahan lainnya,” ujarnya.
Selain itu, soal citarasa, Beny menyebut semua menu konsumsi Armina sudah disesuaikan dengan lidah jamaah tanah air. “Menu-menunya juga khas Indonesia. Mulai dari rendang, gulai, dan lainnya,” imbuhnya.
Karena itu, semua jamaah diimbau tidak perlu membawa peralatan masak selama di Armina. “Jamaah tidak perlu membawa beras, magicom, atau katel air untuk memasak sendiri,” katanya.
Selama ini, Kemenag RI memang tidak menyediakan konsumsi bagi para jamaah selama prosesi ibadah Armina secara penuh. Hal ini tak lepas dari sulitnya pendistribusi konsumsi mengingat padatnya kawasan itu selama hari tasyrik.